www.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.ws

Berlarilah Menemukan Hakikat Cinta

Cinta memang berawal dan berakhir kepada Allah. Kalau memang demikian, maka kecintaan kita kepada yang lain merupakan sarana atau jalan untuk meraih CintaNya. Alangkah meruginya hamba yang menjadikan cinta makhluk sebagai cinta yang utama. Alangkah sesatnya seorang hamba yang telah diperbudak oleh cinta selainNya. Padahal seandainya mereka tahu bahwa mereka sedang bermain dengan kesemuan, maka mungkin mereka akan menjauhinya. Atau mungkin saja mereka sadar, tapi keegoan dan kesombongan mereka sebagai makhluk yang lemah talah menjadikannya lupa pada sang pencipta Cinta.
Kapankan sadar wahai diri ? Bukankah dengan mencintai Sang Pencinta akan membuat hati tentram ? Bukankan dengan mencintai Sang Pengasih akan membuat Jiwa damai ? Bukankah dengan mencintai Sang Penyayang, akan membuat diri bahagia ? Bukankah dengan mencinta Dia Yang Maha Indah, akan membuat pikiran jernih, sejernih embun ?
Lalu apa yang membuat diri untuk tidak memilih semua itu ?

Lupakah kita dengan surat Al-Maidah ayat 54 ? Disana Tuhanmu mengungkapkan CintaNya dengan sangat indah. Tiada kalimat Cinta seromantis dan sesuci kalimat ini. Tiada pena yang bisa melukiskan kedalaman makna di dalamnya, walupun ia bertintakan emas. Tiada wadah yang bisa menampung uraiannya ketika kita mencoba untuk menuliskannya. Tiada kata indah yang mampu menyamainya ketika kita mencoba untuk menjelaskannya. Bahkan, seorang penyairpun akan kehabisan ide dan kata-kata ketika ia mencoba untuk menandinginya.
Cinta manakah yang lebih baik dari Cinta Allah ? Kembalilah pada cinta yang hakiki. Carilah Ia. Sehingga disana kita akan menemukan keindahan, kebahagiaan, ketenteraman, kedamaian, dan kesejukan. Kalau kita belum juga merasakannya, mungkin hati kita sedang terkontaminasi.

0 komentar: